Saturday, October 19, 2013

Nyeri Sendi, Waspada Artritis Rematoid



Bila persendian kerap terasa nyeri, waspada kemungkinan terserang Artritis Rematoid (AR).  Sebagai penyakit autoimun, AR menyerang sistem kekebalan tubuh dan seluruh persendian. Sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang jaringan yang sehat. Pada akhirnya seluruh persendian penderita AR terasa kaku.

Rasa kaku terjadi karena pembengkakan bantalan sendi, yang merupakan reaksi peradangan. Pembengkakan ini menyebar ke seluruh tubuh hingga membuat penderitanya mengalami keterbatasan gerak. Keterbatasan gerak perlahan mengakibatkan kelumpuhan pada penderita.
"AR bisa diatasi dan diterapi sejak dini bila penderita mengetahuinya. Sayangnya masyarakat Indonesia kerap menganggap nyeri sebagai sesuatu yang biasa. Belum lagi kesalahan diagnosa sebagai pengapuran (osteoarthritis) bagi penderita lansia," kata internist dari RS Hasan Sadikin, Bandung, dr Andry Reza Rahmadi, SpPD, MKes pada pada kampanye edukasi Kenali Artritis Rematoid di Jakarta, Kamis (17/10/13).

Penyakit AR, kata Andry, juga bisa menyerang usia muda. Untuk membedakan dengan pengapuran, Andry menjelaskan gejala klinis pada penderita AR. Dengan mengetahui gejala sejak dini, diharapkan penderita AR secepatnya berkonsultasi pada ahli reumatologi.

Thursday, May 30, 2013

Tiap Jam 175 Orang Meninggal karena TB



Penyakit tuberkulosis (TB) sering luput dari perhatian publik. Setiap jamnya diperkirakan 175 orang meninggal akibat TB. Data Kementrian Kesehatan menyebutkan, setiap tahunnya terdapat 450 ribu kasus baru. Kondisi tersebut ditambah dengan peningkatkan kasus HIV sehingga memicu peningkatkan infeksi TB-HIV.
"Padahal obat penyakit ini ada, tenaga kesehatannya juga tersedia. Ali menceritakan kunjungannya ke Papua beberapa waktu lalu. "Dari 20 pasien TB, sebanyak 5 orang diantaranya terinfeksi HIV," katanya.
Penyakit TB kerap ditemui pada orang berusia produktif 16-40 tahun. Untuk menekan angka kematian dan kasus baru TB, Kemenkes menargetkan tahun 2050 Indonesia sudah bisa bebas TB.
Untuk mencapai target tersebut menurut Ali pemerintah akan lebih fokus bukan hanya pada pengobatan tapi juga meningkatkan kebersihan lingkungan.
"Kuman TB membutuhkan populasi yang padat dan lingkungan yang kotor untuk bisa berkembang. "Setahun ini kami akan melakukan riset, terutama tentang distribusi TB," kata Ketua Forum Stop TB, Arifin Panigoro, dalam kesempatan yang sama.

Saturday, April 20, 2013

Cegah Stroke, Perbanyak Makan Sayur


Sebenarnya stroke bisa dicegah, antara lain dengan lebih banyak mengasup sayuran untuk menjaga kesehatan pembuluh darah.
Kebanyakan stroke disebabkan penebalan dinding dalam pembuluh arteri akibat menumpuknya kolesterol yang mengandung lemak (plak). Plak mempersempit aliran darah sehingga alirah darah menjadi berkurang.
Dalam studi terbaru terungkap kaitan kuat antara konsumsi serat dengan penyakit kardiovaskular yang meliputi penyakit jantung koroner dan stroke.
Victoria Burley yang melakukan penelitian ini menyebutkan riset yang dilakukannya bersifat jangka panjang. Ia mengumpulkan 8 penelitian yang dilakukan sejak tahun 1990 dan melibatkan 500.000 partisipan. Mereka diwawancara tentang konsumsi serat dan diikuti rekam kesehatannya selama 8-19 tahun.

Mengapa Bayi Tenang Saat Digendong


Begitu mendengar bayinya menangis, seorang ibu secara refleks akan menggendong buah hatinya. Dekapan ibu dan juga bisikan lembut yang menenangkan bayi secara efektif akan membuat tangisannya reda. Sebuah penelitian menunjukkan mengapa bayi langsung tenang dalam gendongan.
Ketika bayi yang sedang rewel digendong oleh ibunya, mereka langsung merasakan ketenangan otomatis. Detak jantung ibu yang sudah dikenalnya, pelukan, tatapan mata, dan kata-kata hiburan yang diberikan ibu sambil menggendong akan membuat bayi merasakan kenyamanan.
Hal ini juga dapat menjelaskan kenapa bayi menangis kembali saat gendongan dilepaskan. "Dari manusia hingga tikus, bayi mamalia lebih tenang dan rileks ketika mereka sedang dalam gendongan ibunya," ujar peneliti Kumi Kuroda dari RIKEN Brain Science Institute di Saitama, Jepang. Respons tenang dari bayi, lanjut Kuroda, dapat mengurangi beban ibu yang menggendong sehingga menggendong bayi bukan hanya bermanfaat bagi bayi, melainkan juga bagi ibu.
Menurut para peneliti, ketika bayi dalam rengkuhan ibunya, mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup. "Ini adalah win-win solution," ujar mereka.
Para peneliti mengatakan, proses ini melibatkan area tertentu dari otak dan sistem saraf bayi.
"Mengerti kenapa bayi menangis dari perspektif bayi sendiri dapat mengurangi tendensi orangtua untuk menjadi frustrasi dan tidak sabar sehingga dapat mencegah kekerasan pada anak," ungkap para peneliti.

Sunday, April 7, 2013

Rajin Makan Pisang Cegah Stroke


Pola makan yang sehat wajib kita jalani jika ingin terhindar dari berbagai penyakit. Berkaitan dengan hal tersebut, para ahli merekomendasikan kita untuk rutin makan pisang dan mengurangi keripik untuk mencegah stroke.
Pisang merupakan buah yang kaya kandungan potasium. Satu buah pisang rata-rata mengandung 420 mg. Potasium berperan dalam menurunkan tekanan darah. Sedangkan keripik mengandung banyak garam yang dapat menaikan tekanan darah. Sebuah studi menemukan orang yang cukup asupan potasium memiliki risiko stroke 24 persen lebih kecil. Meski begitu sebelumnya para peneliti menemukan bahwa konsumsi potasium pada orang tua dapat berbahaya karena menyebabkan  penurunan fungsi ginjal sehingga tidak dapat menghilangkan sisa-sisa potasium dari darah.

Tuesday, March 12, 2013

Rajin Pantau Tensi Turut Sehatkan Ginjal


Menurut Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Dharmeizar, hipertensi merupakan salah satu faktor penyebab penyakit ginjal kronik (PGK). Selain hipertensi, PGK juga dapat disebabkan oleh diabetes mellitus, serta penyakit lain yang berhubungan dengan ginjal, antara lain batu ginjal yang tidak disembuhkan, penyakit ginjal polikistik, dan glomerulonefritis kronik.
PGK merupakan penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia, yaitu berdasarkan data survei yang dilakukan PERNEFRI baru-baru ini mencapai 30,7 juta penduduk. PGK berbeda dengan penyakit ginjal lainnya seperti batu ginjal ataupun infeksi saluran kemih akibat berkurangnya fungsi ginjal. PGK merupakan penurunan fungsi ginjal perlahan namun pasti sehingga pada suatu saat tertentu akan mengakibatkan gagal ginjal.
Namun dapat juga ditandai dengan LFG yang kurang dari 60 mL permenit untuk lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Pengobatan untuk PGK pada stadium tahap akhir, kata Dharmeizar, memerlukan terapi pengganti ginjal, diantaranya hemodialisis atau cuci darah, peritoneal dialisis, hingga transplantasi ginjal.
"Untuk mengatasi penyakit ginjal kronik tentunya harus ada penambahan penyebaran sentral pengobatan, namun pencegahanlah yang paling penting," tandasnya.
Karena pengobatan penyakit ginjal kronis itu sangat mahal. Bayangkan, pertahun untuk hemodialisis menghabiskan Rp 50 hingga Rp 80 juta, transplantasi ginjal mencapai Rp 250 sampai Rp 350 juta, pertahunnya butuh perawatan lagi yang mencapai Rp 75 hingga Rp 150 juta," katanya.

Friday, February 15, 2013

Penggunaan Antibiotik Memprihatinkan


Selama 40 tahun terakhir, penggunaan antibiotik secara serampangan menjadi masalah di Indonesia. Perlu langkah tegas dan serius agar dampak resistensi antibiotik tidak semakin menyebar.

”Pemerintah perlu lebih tegas mengatur penggunaan dan peredaran antibiotik,” kata Ketua Departemen Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Anis Karuniawati dalam temu media jelang simposium Indonesia Antimicrobial Resistance Watch yang ke-8 di Jakarta, Kamis (14/2).
Meski termasuk obat keras, antibiotik dijual bebas tanpa resep dokter di apotek dan toko obat. Dokter sering kali memberikan antibiotik tanpa mengecek jenis kuman melalui uji laboratorium. Sebagian masyarakat biasa membeli dan mengonsumsi antibiotik untuk mengobati sendiri penyakit.

Menurut Anis, dokter berhak meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi. ”Pengecekan laboratorium biasanya baru dilakukan jika antibiotik tidak memberi dampak,” katanya.

Perhatian serupa perlu diberikan terhadap penggunaan antimikroba, obat pembunuh mikroba yang lebih luas dari antibiotik (zat yang dihasilkan mikroba untuk membasmi mikroba lain). Resistensi juga meningkatkan jumlah pasien di rumah sakit dan potensi pandemik mikroba yang resisten.